Arsip Blog

Kamis, 25 Agustus 2016

Surat Untuk "Pak Nawawi"

Untuk pangeranku yang tak berkuda…
Meskipun begitu, kau bisa menjadikanku laksana tuan putri yang selalu kau jaga.

Teringat masa itu saat rambutku masih di kuncir dua. Kau menggendongku seakan menerbangkan badanku ke angkasa. Memutarkan badanku seperti pesawat. Sungguh, aku rindu masa itu. Masa di mana seseorang mengajakku terbang tinggi dan tidak pernah sekalipun di jatuhkan, berbeda seperti sekarang.

Perlahan bersama Ibu, kau ajarkanku menjadi perempuan yang taat pada-Nya. Kau berikanku nasihat agar menjadi sebaik-baiknya pandangan di mana saat para laki-laki memandangku, mereka menundukkan pandangannya.

Kau memang tak seperhatian Ibu, namun seiring berjalannya waktu, cintamu adalah cinta yang tak terlihat tetapi nyata.

Amarahmu memang langsung menusuk ke sela-sela jantung. Membuatku tegang dan takut. Namun aku paham, amarahmu adalah perisai yang selalu menjagaku dari kejahatan.
Ayah, maafkan putrimu ini yang sama sekali belum bisa membahagiakan atau justru semakin dewasa semakin menyusahkan.

Sesekali aku melihat kau tertidur pulas, aku menangis tersedu saat membayangkan “Bagaimana jika Ayah tertidur selamanya?” Ayah, ketahuilah sungguh aku tak sanggup!. Jika bisa aku meminta pada-Nya, sebelum kau pergi aku ingin pergi terlebih dahulu. Aku tidak ingin merasakan hidup tanpa Ayah, seorang laki-laki terbaik yang mengerti segala keadaanku dan tak peduli apapun kondisinya, tetap tujuannya adalah membahagikanku.

Kau bilang, “Jika kamu tersakiti oleh laki-laki lain, Ayah lebih merasakan sakit itu.” Pelukanmu selalu bisa menjadi penawar luka hati, belaianmu selalu bisa mengembalikan senyum ikhlasku.

Sampai kapanpun kau tetap anggapku putri kecil Ayah yang manja. Aku bangga itu.

Bohong jika aku tak sayang Ayah. Hanya saja terkadang aku malu untuk mengungkapkan cinta dan rindu.

Saat kesabaranku tak di hargai, Ayah mejadi penguatku untuk tetap menjadi orang baik.

Aku ingin seperti Ibu yang di cintai Ayah dengan tulus dan cintanya atas dasar Allaah, menjadikan ibu wanita terindah satu-satunya yang bisa membangun surga bersama.

Layaknya hujan, di setiap rintiknya tersimpan cintaku untuk Ayah.

Sumber @duniajilbab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar